Pages

Rabu, 03 September 2014

Oh, Tidak!

Tidak jelas rasanya, antara dongkol dan bete. Kejadian ini sungguh menjadi noda selama karier juru potretku. Pak Dahlan tidak muncul di note-ku.

Ceritanya, dalam salah satu ajang awarding untuk para marketer perusahaan negara di salah satu hotel di bilangan Kuningan. Aku mendampingi salah satu penggede perusahaan untuk menerima award. Ndilalahnya kamera yang biasa dipakai sedang dipinjam untuk tugas liputan yang lain. Untunglah masih ada back up kamera dari salah satu tim redaksi yang lain berikut orangnya. Jadilah aku berbekal Note 10.1 karena HTC dalam kondisi lowbat.


Acara demi acara berjalan mulus. Pak Bosku juga sudah maju dan menerima award sebanyak dua kali dan sukses diabadikan. Sementara di panggung acara penyerahan masih berlangsung tiba-tiba Pak Bos memanggil dari tempat duduknya.

"Tolong fotokan dengan Pak Menteri ya," mintanya.

Rupanya Pak Dahlan Iskan duduk tidak jauh darinya. Sejenak celingak-celinguk mencari kawan yang bawa kamera, tapi tidak terlihat karena suasana di depan ramai sekali. Akhirnya Note 10.1 yang aku tembakkan.

Berdua sudah siap dengan fose berdiri, sementara aku sedikit kesulitan dengan note-nya karena pada saat yang sama banyak pesan masuk sehingga menjadi sedikit lola.

Ku tekan tombol kameranya, ternyata tidak bergeming. Oh, Tidak! Error pada saat yang tidak tepat. Pak Dahlan nampak akan duduk kembali namun ku tahan dengan berhitung mundur. Jariku tetap mencoba menekan kembali dihitungan ketiga.

"Sudah, Pak. Terima kasih," ucapku dengan nada agak pelan yang dibalas senyum Pak Dahlan.

Aku langsung ke belakang dan segera memeriksa hasil jepretanku. Seperti telah diduga, moment tadi gagal terekam oleh kamera. Neg....

Aku coba memotret kembali ke sembarang objek, hasilnya bagus. Oh, lola pada saat yang tidak tepat.

Dengan berat hati akhirnya aku sampaikan hal ini ke Pak Bos. Tidak marah namun sedikit terlihat gurat kekecewaan di wajahnya.

Kejadian ini merupakan yang pertama di moment penting seperti ini. Biasanya, walaupun didampingi oleh kamera yang lain, kamera nikonku tetap menggelayut di bahu dan siap ditembakkan kapanpun.

Dan lagi kegiatan seperti ini sudah sangat biasa. Termasuk sering main kucing-kucingan dengan Paspampres untuk mendapatkan angel yang bagus untuk memotret RI 1 dalam event pameran atau peresmian.

Aku sepertinya berhutang untuk kejadian hari itu. Dan yang jelas ini merupakan hal yang tidak mengenakkan selama karier juru potret sama protokoler yang selama ini digeluti.


0 komentar:

Posting Komentar

 

Blog Archive

Blogroll

# Happy people is not a great man in every way, but one that can find simple things in life and give thanks diligent.
# Life is a game with obstacles encountered and when there is a chance, we have to seize it.

About