Jui terkekeh ketika membaca profile
picture BBM salah seorang temannya. Six pack memang terlihat macho, tapi perut
buncit lebih seksi, begitu bunyinya. Wadaw, gue banged!
Ya, bicara masalah perut, sudah menjadi harapan yang lumrah bagi setiap orang untuk memiliki perut ideal. Pria ingin terlihat macho dengan six pack-nya, begitupun wanita merasa percaya diri dengan perut rata
Ya, bicara masalah perut, sudah menjadi harapan yang lumrah bagi setiap orang untuk memiliki perut ideal. Pria ingin terlihat macho dengan six pack-nya, begitupun wanita merasa percaya diri dengan perut rata
nya.
Terus kalau perut buncit? Orang bilang pertanda makmur, amin. Namun terlepas dari macho atau menambah kepercayaan diri, alasan kesehatan sepertinya lebih harus dikedepankan. Dan kita harus dapat membedakan antara gemuk dan buncit, karena sesuatu yang berbeda, lho.
Kalau dikaji lebih jauh lagi, pola hidup berkontribusi besar terhadap kebuncitan perut. Makan berlebihan dengan menu beresiko dan pada waktu yang tidak pas, salah satu sumbernya. Terlebih ketika tidak diimbangi dengan olahraga yang teratur, hasilnya perut akan mengembang.
Efeknya apa? Weks, kalau disuruh jongkok sudah pasti tidak nyaman karena ada yang mengganjal, badan terasa berat, dan secara jangka panjang akan mempengaruhi daya tahan tulang kaki akibat berat badan berlebih.
Dari sisi lainnya, penimbunan lemak di perut sangat beresiko menjadi sarangnya sumber penyakit. Dan jika dibiarkan berlarut-larut, tinggal tunggu saja tanggal mainnya, banyak keluhan kesehatan.
"Iya nih, Jui. Sejak menikah, pakaianku sekarang banyak yang tidak muat lagi. Celana pada mengecil," tutur Jaman, teman Jui suatu ketika.
"Ah, itu sih bukan celananya yang mengecil, tapi badanmu yang melar," timpal Jui sambil mesem.
"Iya, sih. Ngomong-ngomong, ada cara supaya perut kembali normal lagi, nggak?" tanya Jaman.
"Ada, tapi jawabannya standar deh. Mengatur pola hidup sehat, berolahraga secara rutin, dan mencontoh cara rasulullah dalam memenej masalah makan," jawab Jui.
"Nah, menarik nih. Pola hidup sehat contohnya gimana, Jui?" tanya Jaman lagi.
"Mengkonsumsi makanan yang sehat, kurangi atau hindari yang berlemak dan junk food. Terus, jarak antara makan dan waktu tidur jangan terlalu dekat, minimal dua jam"," ujar Jui menerangkan.
"Nah, itu dia, Jui. Kalau sudah makan biasanya bawaannya ngantuk. Lah, obat ngantuk kan tidur," sela Jaman.
"Yah, kalo begitu terus sih caranya harus diratakan pakai buldoser deh," timpal Jui sambil tertawa.
Pola makan Rasululullah mungkin dapat menjadi terapi, berhenti makan sebelum kenyang. Artinya ambil nasi sedikit dulu, bukan berarti nasi yang sudah diambil tidak dihabiskan dengan alasan sebelum kenyang. Kemudian, komposisi isi perut juga menyisakan ruang untuk oksigen sehingga membantu melancarkan metabolisme tubuh.
"Yah, Jui. Aku juga beda tipis sama Rasul. Kalau rasul sedikit makan, kalo aku sedikit-sedikit makan, hehe" canda Jaman. "Terus, perutmu juga seperti ada kemajuan ke depan? Pasti nggak mengamalkan pola hidup rosul ya," ledek Jaman.
"Hehehe...," jawab Jui tertawa kecut.
Jadi, perut buncit itu seksi? Apa pendapatmu?
Pwk, 2 Nop 2012
Terus kalau perut buncit? Orang bilang pertanda makmur, amin. Namun terlepas dari macho atau menambah kepercayaan diri, alasan kesehatan sepertinya lebih harus dikedepankan. Dan kita harus dapat membedakan antara gemuk dan buncit, karena sesuatu yang berbeda, lho.
Kalau dikaji lebih jauh lagi, pola hidup berkontribusi besar terhadap kebuncitan perut. Makan berlebihan dengan menu beresiko dan pada waktu yang tidak pas, salah satu sumbernya. Terlebih ketika tidak diimbangi dengan olahraga yang teratur, hasilnya perut akan mengembang.
Efeknya apa? Weks, kalau disuruh jongkok sudah pasti tidak nyaman karena ada yang mengganjal, badan terasa berat, dan secara jangka panjang akan mempengaruhi daya tahan tulang kaki akibat berat badan berlebih.
Dari sisi lainnya, penimbunan lemak di perut sangat beresiko menjadi sarangnya sumber penyakit. Dan jika dibiarkan berlarut-larut, tinggal tunggu saja tanggal mainnya, banyak keluhan kesehatan.
"Iya nih, Jui. Sejak menikah, pakaianku sekarang banyak yang tidak muat lagi. Celana pada mengecil," tutur Jaman, teman Jui suatu ketika.
"Ah, itu sih bukan celananya yang mengecil, tapi badanmu yang melar," timpal Jui sambil mesem.
"Iya, sih. Ngomong-ngomong, ada cara supaya perut kembali normal lagi, nggak?" tanya Jaman.
"Ada, tapi jawabannya standar deh. Mengatur pola hidup sehat, berolahraga secara rutin, dan mencontoh cara rasulullah dalam memenej masalah makan," jawab Jui.
"Nah, menarik nih. Pola hidup sehat contohnya gimana, Jui?" tanya Jaman lagi.
"Mengkonsumsi makanan yang sehat, kurangi atau hindari yang berlemak dan junk food. Terus, jarak antara makan dan waktu tidur jangan terlalu dekat, minimal dua jam"," ujar Jui menerangkan.
"Nah, itu dia, Jui. Kalau sudah makan biasanya bawaannya ngantuk. Lah, obat ngantuk kan tidur," sela Jaman.
"Yah, kalo begitu terus sih caranya harus diratakan pakai buldoser deh," timpal Jui sambil tertawa.
Pola makan Rasululullah mungkin dapat menjadi terapi, berhenti makan sebelum kenyang. Artinya ambil nasi sedikit dulu, bukan berarti nasi yang sudah diambil tidak dihabiskan dengan alasan sebelum kenyang. Kemudian, komposisi isi perut juga menyisakan ruang untuk oksigen sehingga membantu melancarkan metabolisme tubuh.
"Yah, Jui. Aku juga beda tipis sama Rasul. Kalau rasul sedikit makan, kalo aku sedikit-sedikit makan, hehe" canda Jaman. "Terus, perutmu juga seperti ada kemajuan ke depan? Pasti nggak mengamalkan pola hidup rosul ya," ledek Jaman.
"Hehehe...," jawab Jui tertawa kecut.
Jadi, perut buncit itu seksi? Apa pendapatmu?
Pwk, 2 Nop 2012
0 komentar:
Posting Komentar