Peribahasa "Don't
judge a book by its cover" mungkin relevan saat ini. Banyak orang 'tertipu' dengan penampilan.
Hanya memandang dari tampak luar saja kemudian mengambil kesimpulan. Padahal,
kita harus berhati-hati, saat ini pencitraan sudah lumrah dilakukan. Ya,
penampilan bisa menipu.
Seperti obrolan Jui pagi itu sambil sarapan dengan Jaman,
sahabatnya.
"Tidak sangka ya, Jui. Orangnya terlihat begitu alim, kalem,
dan statusnya terhormat, tapi kok bisa ya?" Jaman setengah bertanya.
"Yang mana maksudmu," tanya Jui.
"Itu, yang di TV. Kan banyak sekarang orang yang terlihat
sebagai pejabat wakil rakyat terlibat skandal, entah korupsi, wanita simpanan,
video porno de el el" cerocos Jaman.
"Ya, mungkin ada yang khilaf, atau mungkin memang begitu
aslinya, hanya saja selama ini tertutupi." Jawab Jui. "Seperti kita nonton film atau sinetron,
artis A terlihat alim, soleh atau solehah karena memerankan tokoh protagonis.
Tapi eh, pas diinfotainment dalam kehidupan nyata dandanannya sudah lain,
gaulnya dengan kehidupan malam. Ya,
akhirnya ABCD," lanjutnya.
"Beuh. Apaan tuh ABCD?" tanya Jaman penasaran.
"Itu tuh, Aih Bo Cwape Dweh," jawab Jui sambil pegang
kening yang disambut derai tawa Jaman. "Makanya, dalam menilai orang
jangan hanya dari tongkrongannya saja. Bisa jadi orang yang biasa-biasa saja
lebih mulia kedudukannya di hadapan Allah" lanjut Jui sambil menyitir
salah satu ayat yang menerangkan kedudukanb orang di sisi Allah dilihat dari
ketakwaannya.
Sejatinya, orang melihat kita baik itu lebih karena Allah menutupi
aib-aib kita. Ketika Allah tampakkan hal
yang sebenarnya, buruk rupa membuat kita menganga. Oleh karenanya, menghisab
diri sebelum dihisab sebenarnya lebih berguna ketimbang terus melakukan
pencitraan yang terkadang penuh kemunafikan.
Jatibening, 12 Nop 2012
Dalam duduk terhimpit di Angkot 58
0 komentar:
Posting Komentar