Perayaan Idul Adha baru saja berlangsung, begitupun dengan prosesi pemotongan hewan kurbannya usai juga seiring hari tasrik yang berlalu. Begitu pula dengan di Kampung Jui, acaranya telah selesai.
Namun, perayaan Idul Kurban tahun ini masih menyisakan cerita di benak Jui. Kurban...oh kurban.
Tahun ini Jui diberi kesempatan untuk berkurban. Bersama tetangganya Ia sudah mengikuti program tabungan kurban yang digalang oleh DKM setempat. Alhasil, walaupun tabungannya tidak mencukupi, minimal pada saat mendekati pelaksanaan nambahnya tidak terlalu banyak. Baginya, berkurban hukumnya semi wajib sebagai perwujudan penghambaan dan rasa syukur atas karuniaNya.
Bagaimana tidak, untuk masyarakat menengah dengan tingkat konsumsi bulanan yang cukup memadai seharusnya dari sisi budget sudah mencukupi. Bila terasa berat, tabungan kurban solusinya.
Namun sayangnya, banyak orang yang notabene mencukupi tapi tidak berkurban. Untuk beli-beli barang konsumtif yang harganya melebihi harga satu ekor kambing mereka bisa, sedangkan berkurban tidak.
"Ya, karena mereka belum menemukan esensi berkurban itu sendiri," ungkap Ustadz Ilyas yang biasa mengisi ta'lim di Masjid tempat Jui tinggal. "Seperti berhaji, terkadang ukurannya bukan karena kecukupan hartanya, masalahnya Allah memanggilnya atau tidak."
"Tapi bukan berarti tidak kurban lantas bilang belum mendapat hidayah, ustadz," ujar Jui.
"Ya, sudah tugas kita untuk saling mengingatkan dan memotivasi. Mungkin pada tahun itu orang tersebut sedang ada keperluan mendesak sehingga dananya terpakai untuk urusan lain," terang Ustadz Ilyas bijak.
Melalui program tabungan kurban ini, lumayan mendongkrak peserta kurban dari tahun sebelumnya satu sapi dan tiga kambing menjadi tiga sapi dan tujuh kambing, walaupun ada beberapa peserta tambahan di luar penabung.
Selain keutamaan dari sisi ritual, hajatan kurban ini juga memupuk rasa gotong royong dan silaturrahim dalam masyarakat. Warga bahu membahu berbagi peran dengan membentuk kepanitiaan sehingga memaksa mereka berinteraksi satu sama lain di tengah fenomena individualisme saat ini.
Semoga Allah masih mempertemukan kembali dengan Idul Kurban tahun depan dan memberikan kelapangan untuk tetap berkurban pada saatnya nanti. Amin.
(Sadang-Jakarta, 311012)
Kamis, 01 November 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar